KERaN

KERaN
Merdeka

Sabtu, 20 Juli 2019

Merdeka
[20/7 02:21] Ten Win: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

Bagian 149

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Hari pertama pembukaan Mekah*

Penghalalan darah beberapa penjahat
Rasulullah menghalalkan darah sembilan orang pelaku kejahatan Mekah, Rasulullah memerintahkan agar supaya kesembilan penjahat Mekah dibunuh, walaupun mereka terikat pada tirai Ka’bah, mereka ialah:
~ Abd al-Uzza bin Khatal,
~ Abdullah Ibni Abi Surah,
~ Ikrimah bin Abi Jahal,
~ Al-Harith bin Nufail bin Wahab,
~ Muqis bin Sababah,
~ Habbar bin Aswad,
~ dua penyanyi wanita milik Ibn Khatal, keduanya ini sering mencaci Rasulullah melalui nyanyian mereka, dan
~ Sarah hamba perempuan milik seorang Bani Abdul Muttalib, dia yang membawa risalah dari Hatib bin Abi Baltaah.
Ada pun Ibni Abi Surah, telah dibawa oleh Utsman ke hadapan Rasulullah, dia menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah, karenanya ia terhindar dari ancaman pembunuhan, malah Rasul telah menerima pengakuan Islamnya, sebelumnya Rasulullah menangguhkan untuk menerimanya, dengan harapan akan ada orang di kalangan sahabat yang bertindak membunuhnya, karena dia sebelumnya sudah memeluk Islam dan ikut berhijrah kemudian dia murtad dan lari pulang ke Mekah.
Ikrimah bin Abi Jahal telah melarikan diri ke negeri Yaman, namun isterinya telah berusaha mendapatkan perlindungan, maka Rasulullah pun memberi jaminannya, dengan itu dia telah berusaha untuk mendapat kembali suaminya yang lari, setelah bertemu, dia turut pulang ke Mekah dan memeluk Islam.
Ketika Ibni Khatal ditemui, sedang terikat di tirai Ka’bah, setelah dilaporkan kepada Rasulullah, maka  Rasulullah berkata: "Bunuh saja". Maka Ibni Khatal pun dibunuh.
Ada pun Muqais bin Sababah telah dibunuh oleh Namilah bin Abdullah, Muqais sebelumnya telah memeluk Islam, tiba-tiba terjadi peristiwa, Muqais menyerang seorang lelaki Anshor menyebabkan terbunuhnya lelaki Anshor, kemudian dia murtad dan lari menyertai kaum musyrikin ke Mekah.
Al-Harith merupakan orang yang paling menyakiti Rasulullah ketika di Mekah. Dia telah dibunuh oleh Ali bin Abi Talib.
Habbar bin al-Aswad adalah orang yang menganggu Zainab binti Rasulullah ketika akan berhijrah, dan menyebabkan Zainab terjatuh sehingga terjadi keguguran, namun dia telah lari dari Mekah, kemudian memeluk Islam dan menjadi orang baik.
Seorang dari dua penyanyi telah dibunuh, sedang yang kedua telah diberi jaminan keselamatan, karena dia memeluk Islam, sebagaimana terjadi kepada Sarah yang juga ikut memeluk Islam.
Kata ibnu Hajar:
Abu Ma'syar telah menyebut tentang mereka yang telah dideklarasikan darahnya halal, mereka ialah al-Harith bin Talatil al-Khuzai'e, dia telah dibunuh oleh Ali.
Al-Hakim menyebut bahwa di antara mereka yang dihalalkan darahnya ialah Kaab Zuhair, cerita tentang dia, akhirnya dia memeluk Islam dan bersyair memuji Rasulullah.
Ada pun perihal Wahsyi bin Harb dan Hind binti Utbah berakhir dengan memeluk Islam, sedang Arnab hamba perempuan Ibnu Khatal telah terbunuh, juga Ummu Saad sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu Ishak, dengan itu maka genaplah jumlah mereka yang dibunuh, ketika Pembukaan Mekah.
Safwan bin Umaiyah dan Fudhalah bin Umar memeluk Islam
Safwan bin Umaiyah tidak termasuk di antara tokoh yang dihalalkan darahnya, namun sifatnya sebagai pemimpin besar di dalam masyarakat, membawa dia mengkhawatirkan keselamatan dirinya sendiri, karena itu dia melarikan diri, dan dimintakan jaminan keamanan dari Rasulullah oleh Umair bin Wahab al-Jumahi. Rasulullah pun menerima. Sebagai tanda atas permintaan Umair itu, Rasulullah memberikan surbannya yang dipakai.
Ketika memasuki kota Mekah. Amir pun segera mendapatkan Safwan yang akan menaiki kapal layar menuju ke negeri Yaman. Amir cepat-cepat menangkap Safwan, dan memberi tahu kepadanya bahwa dia telah meminta kepada Rasulullah untuk memberi waktu kepada Safwan selama dua bulan, sebelum diputuskan, akan tetapi Rasulullah telah menjawab dengan sabdanya:
"Aku beri empat bulan".
Maka dengan itu Safwan pun memeluk Islam. Sebenarnya isterinya sudah memeluk Islam terlebih dahulu dari dia, dan Rasulullah telah mengakui dengan akad pertama mereka dahulu.
Fudhalah adalah seorang pejuang yang berani, dia telah datang menghampiri Rasulullah ketika sedang berthawaf dengan tujuan untuk membunuh Rasulullah.
Akan tetapi ketika Rasulullah berseiringan dengan Fudhalah, memberi tahu dia tentang rencana jahatnya yang terpendam di dalam hatinya, sehingga  dia memeluk Islam.

Bersambung
-
[20/7 12:54] Ten Win: *KISAH RASULULLAH ﷺ*

Bagian 150

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Hari Kedua Pembukaan Mekah*

Pada keesokan hari Rasulullah ﷺ tampil kembali di depan masyarakat Quraisy di Mekah, setelah memuji dan bertahmid kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Rasulullah bersabda:

"Wahai manusia sekalian, sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengharamkan bumi Mekah sejak langit dan bumi ini diciptakan, maka Mekah menjadi haram. Pengharaman Allah itu, sampai dengan tiba hari qiamat. Tidak halal orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menumpahkan darah, atau menebang pohon”.

Kemudian apabila ada orang yang mempermasalahkan peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah, di Mekah, maka jawab kepada mereka:

“Sebenarnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengizinkan kepada Rasulnya saja dan tidak kepada yang lainnya, itu pun hanya untuk saat tertentu saja, nah kini pengharaman berlaku kembali seperti pada hari kemarin, oleh karena itu kepada semua yang hadir di antara kamu berkewajipan menyampaikan perihal ini kepada yang tidak hadir".

Dalam riwayat lain disebutkan:
“Tidak mematahkan durinya, tidak membuang buruannya, tidak mengambil barang yang tercecer kecuali orang yang mengenalinya, dan tanah lapangnya tidak bisa untuk buang air (air kecil atau air besar).”

Abbas menyela:
"Wahai Rasulullah kecuali batang Izkhir, karena itu untuk hamba-hamba dan rumah mereka".

Jawab Rasulullah:
"Ya kecuali batang Izkhir".

Peristiwa sebelumnya, Khuza'ah telah membunuh seorang lelaki dari Bani Laith untuk membalas dendam atas pembunuhan seorang anggota qabilah mereka. Sehubungan dengan perkara ini maka,

Rasulullah bersabda:

"Wahai kalian Khuza'ah, hindarkan tanganmu dari pembunuhan, sebenarnya pembunuhan terlalu banyak, walaupun itu bisa memberi manfaat.
Sebelumnya kamu telah membunuh mangsa kamu dan kini biarlah aku yang membayar ganti rugi (pampasan)nya, akan tetapi siapa pun yang membunuh setelah pemberitahuanku ini, maka keluarganya harus memilih di antara dua pilihan, bila mereka mau darah maka darah pembunuhan, atau bila mereka mau tebusan ganti rugi maka pampasanlah yang harus dibayar".

Dalam riwayat lain;
Maka berdirilah seorang berketurunan Yaman yang dikenali sebagai Abu Syah menyeru:
"Wahai Rasulullah! Tuliskanlah itu untukku",
maka kata Rasulullah: "Ayo tuliskanlah untuk Abu Syah".

*Kecurigaan Kaum Anshor*

Setelah selesai semua urusan mengenai pembukaan Mekah yang merupakan tanah air dan tanah tumpah darah Rasulullah, maka beberapa orang Anshor mencurigai sesuatu, dan mereka berbisik-bisik di antara mereka:

"Apakah engkau berpendapat, bahwa setelah membantu Rasulullah hingga kembali di tanah airnya ini, akankah Rasulullah kemudian menetap di sini?".

Pada saat itu Rasulullah ﷺ sedang menadah tangannya, berdoa di atas bukit Safa', setelah selesai dari doanya itu kemudian Rasulullah bertanya:
"Apa yang kamu bicarakan tadi?".

Jawab mereka:
"Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah".

Rasulullah ﷺ kemudian mendesak, mengenai apa yang mereka bisikkan itu, sampai kemudian mereka bercerita yang sebenarnya, maka Rasulullah menegaskan:

"Aku berlindung kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sebenarnya penghidupanku adalah di penghidupanmu dan kematianku adalah di persada kematianmu".

*Baiat*

Setelah selesai pembukaan Mekah, berkat pertolongan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, maka tampaklah kebenaran Islam di mata penduduk Mekah dan mereka sudah memastikan, bahwa tidak ada jalan lain menuju kejayaan kecuali dengan Islam, karenanya mereka semua tunduk dan patuh kepada ajaran-ajaran Islam, mereka semua berkumpul untuk membuat pengakuan taat dan setia dalam baiat.

Rasulullah ﷺ duduk di Bukit Safa dengan semua yang hadir sedang Umar Ibnu Khattab di samping agak ke bawah dari Rasulullah memperhatikan siapa pun yang hadir di situ, semua yang datang membuat baiat dengan Rasulullah.

Di dalam kitab "Madarik Tafizil" disebutkan:
Diriwayatkan bahwa setelah Rasulullah ﷺ selesai menerima baiat kaum lelaki, Rasulullah meneruskan baiat untuk kaum wanita.

Rasulullah ﷺ duduk di bukit Safa' sedang Umar bin Khattab duduk di samping Rasulullah membaiat mereka dengan perintah Rasulullah, juga menyampaikan kepada mereka segala sesuatu dari Rasulullah.

Hindun bin Utbah, isteri Abu Sufyan pun datang ke hadapan Rasulullah dengan cara menyamar diri, karena takut Rasulullah akan mengenali dia, karena Hindun bin Utbah masih ingat tindakan kejamnya terhadap Hamzah.
Maka Rasulullah ﷺ berkata:
"Aku membaiatmu untuk tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu pun". Tugas ini dilakukan oleh Umar, dan kata Rasulullah:
"Dan jangan kamu mencuri".

Maka jawab Hindun:
"Sebenarnya Abu Sufyan seorang yang bakhil, bila aku ambil sedikit hartanya dia tidak suka",
menyahut Abu Sufyan: "Apa yang engkau ambil itu halal".

Lalu Rasulullah ﷺ pun tersenyum karena Rasulullah telah mengenali dia katanya: "Engkau Hindun?".

"Ya wahai Rasulullah".
Katanya lagi: "Maafkanlah aku wahai nabi Allah",

maka Rasulullah ﷺ pun memaafkan dia. Kata Rasulullah:
"Dan tidak berzina".

Kata Hindun: "Apakah seorang wanita yang merdeka wajar berzina?".

Jawab Rasulullah: "Dan tidak sekali-kali membunuh anak-anak mereka".

Kata Hindun pula:
"Kami yang memeliharakan mereka sejak kecil lagi, dan Engkaulah yang membunuh mereka setelah dewasa, dan merekalah yang lebih mengetahui hal ini".
Karena anaknya, Hanzalah bin Abi Sufyan telah terbunuh dalam peperangan Badar, Umar ketawa hingga dia terduduk, sedang Rasulullah tersenyum saja.

Kata Rasulullah lagi: "Dan tidak juga melakukan perkara-perkara maksiat".

Jawab Hindun: "Demi Allah kerja maksiat itu suatu yang bodoh dan jelek, sebetulnya apa yang Rasulullah sampaikan itu adalah perintah yang wajar untuk menjadikan akhlak-akhlak mulia".

Selanjutnya kata Rasulullah ﷺ :
"Dan sekali-kali tidak membantah untuk kerja-kerja makruf (kebaikan)".

Kata Hindun: "Demi Allah kami menghadiri majlis dan di dalam hati kami tidak ada sedikit pun rasa durhaka".
Ketika dia pulang ke rumahnya kemudian dia memecahkan berhala-halanya sambil berkata:
"Kami tertipu oleh engkau".

Bersambung
-
[21/7 02:53] Ten Win: *KISAH RASULULLAH ﷺ*
Bagian 151
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

*Periode Ketiga*

*_periode pertama:_* _perjuangan dan peperangan_
*_periode kedua:_* _bangsa dan qabilah-qabilah arab berlomba lomba masuk islam._

Ini merupakan periode terakhir dalam perjalanan hidup Rasulullah ﷺ yang
mempertunjukkan pencapaian-pencapaian hasil usaha dakwahnya.
Setelah melalui waktu perjuangan jihad selama 20 tahun, kelelahan, kesengsaraan, peperangan dan pertarungan yang telah menumpahkan darah, semua ini telah Rasulullah ﷺ tempuh.

Pembukaan kota Mekah merupakan kemenangan yang sangat berarti yang telah dicapai oleh kaum muslimin di sepanjang tahun perjuangan mereka, suatu kemenangan yang telah mengubah peta dan urusan perjalanan hidup selanjutnya, serta merubah suasana dan kebiasaan bangsa Arab itu sendiri.

Pembukaan itu merupakan garis pemisah antara era lama dan era yang akan datang, di mana sebelumnya bangsa Arab-lah yang menjadi panutan mereka. Penundukkan kaum quraisy di bawah bendera islam dianggap sebagai penghapusan total terhadap pengaruh dan penyembahan berhala di semenanjung Arab.

Periode ini dapat dibagi menjadi dua fasa:

PEPERANGAN HUNAIN

Penaklukan kota Mekah terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan satu pukulan yang menyentak, telah membingungkan seluruh bangsa Arab dan menjadikan seluruh qabilah yang berdekatan terkejut, mereka tidak berdaya untuk menghalanginya. Oleh karena itu mereka menyerah, tidak ada jalan lain selain menerima apa yang terjadi,

Akan tetapi beberapa qabilah yang merasa lebih kuat, ganas dan congkak, seperti suku Hawazin dan Thaqif, dan kemudian beberapa qabilah lain juga mengikutinya, seperti, qabilah Nasr, Jasyam, Saad bin Bakar dan beberapa individu dari Bani Hilal.
Mereka ini dari kelompok Qais Ailan, qabilah-qabilah ini tidak rela menerima kemenangan Islam. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk bersekutu dengan Malik bin Auf Nasri dan membuat keputusan untuk melawan kaum Muslimin.
Pergerakan Musuh dan Persinggahan Autas

Malik bin Auf sebagai pembesar negerinya, memimpin pergerakan untuk memerangi kaum Muslimin, dia membuat keputusan dengan membawa serta semua harta-harta, kaum wanita dan anak-anak mereka.
Kemudian mereka bergerak sampai di Autas, lembah yang terletak di daerah perkampungan Hawazin berdekatan "Hunain". Tetapi lembah Autas bukanlah lembah Hunain, lembah Hunain terletak berdekatan Zi Majaz. Jarak lembah Autas ke Mekah adalah sepuluh batu lebih ke arah Arafah.

Duraid bin Sammah

Ketika Malik bin Auf turun bersama orang banyak di Autas, di antara mereka adalah Duraid bin Sammah, seorang yang usianya sudah lanjut dan buta, akan tetapi memiliki pengetahuan tentang peperangan, berani dan berpengalaman.

Tanya Duraid:
"Di lembah  kamu sekarang?"

Jawab yang hadir:
"Kita sekarang di Autas,"

maka kata dia: "Itu adalah tempat baik untuk kuda-kuda", dia berpikir bahwa "tidak ada peristiwa yang menyedihkan dan tanah lapang tidak diserang, tetapi apa itu? aku mendengar suara-suara unta dan teriakan keledai, bahkan kedengaran tangisan anak-anak dan suara kambing"

Jawab mereka: "Sebenarnya Malik bin Auf telah mengerahkan habis-habisan, bersama-sama prajurit adalah kaum wanita, harta-harta dan anak-anak mereka,"

kemudian dia menemui Malik bin Auf dan menanyakan kenapa semua dibawa.

Jawab Malik: "Aku akan menempatkan semua ini di belakang agar setiap tentara tetap bersemangat untuk mempertahankan haknya".

Kata Duraid: "Demi Allah, ini adalah tindakan seorang penggembala kambing, bukan tindakan seorang pemimpin bangsa. Apakah orang kalah dapat membawa pulang sesuatu?
Walaupun semuanya itu milik kau, tetapi tidak memberi faedah apa pun kepada seorang pahlawan selain dari pedang dan tombaknya. Seandai kau kalah berarti kau telah berbuat sia-sia terhadap keluargamu dan hartamu".

Kemudian dia bertanya kepada qabilah-qabilah lain dan pemimpin-pemimpinnya.
Dan katanya lagi: "Wahai Malik bin Auf, sebenarnya kau belum menyediakan perisai "Huwazin" ke leher-leher kuda-kuda mereka, Ayo letakkan mereka di dalam benteng-benteng negara mereka, kemudian majulah menghadapi pengikut Muhammad itu dengan kudamu, bila kemenangan berpihak kepadamu maka orang-orangmu akan mengikuti di belakangmu, tapi seandainya kau kalah maka keluargamu dan hartamu masih selamat".

Namun Malik bin Auf enggan mengikuti permintaan Duraid bin Sammah dengan menegaskan: "Demi Allah aku tidak akan lakukan, kau sudah lanjut usia, pemikiranmu pun sudah seperti anak-anak. Demi Allah, Hawazin mesti mengikuti perintahku, atau aku tusukkan pedangku ini ke perutmu hingga keluar dari belakangmu".
Sebenarnya Malik bin Auf tidak suka Duraid memainkan peranan, yang kelak akan disanjung namanya.

Maka jawab seluruh Hawazin: "Ya kami semua mengikut arahanmu".

Sekali lagi Duraid berkata: "Inilah hari yang belum pernah aku saksikan, sepertinya, aku tidak mau melepas peluang untuk melihat kesudahannya".

Kemudian dia bersyair:

Seandainya aku masih muda
Di medan perang aku maju
Medan pertempuran aku bakar
Tentara aku pimpin
Air mata aku usap
Kini peperangan bagaikan binatang
Ke ruang penyembelihan dituntun
*Pengintai Malik bin Auf*

Beberapa orang pengintai yang dikirim oleh Malik bin Auf datang kembali kepadanya memberi laporan dalam keadaan suara menggeletar.
Kata Malik bin Auf: "Apa ceritanya?"
Jawab mereka; "Kami dapati tentara serba putih di atas belakang kuda-kuda merah dan putih, kami ketakutan dan inilah laporan kami".

*Pengintai Rasulullah ﷺ*

Rasulullah telah mendapat pemberitahuan tentang pergerakan musuh, sebagai tindakan maka Rasulullah mengutus Abi Hadad Aslami, agar dia menyusup masuk ke tengah-tengah musuh dan tinggal di sana untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai mereka. Abu Hadad pun berangkat.

Bersambung
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar